1.ALKOHOL
Alkohol adalah senyawa - senyawa d imana satu atau lebih atom hid rogen dalam sebuah alkana digantikan
oleh sebuah gugus –OH yang memiliki rumus kimia CnH2 n + 1OH. Alkohol dibagi menjadi beberapa kelompok, tergantung bagaimana posisi
gugus –OH pada rantai atom- atom
karbonn ya .
Tabel 1. Beberapa Penataan Nama
Alkohol Menurut Trivial dan IUPAC
Rumus Struktur
|
Nama Trivial
|
Nama IUPAC
|
H3C–CH2–CH2–OH
|
n–propil alkohol
|
1–propanol
|
Isopropil alkohol
|
2–propanol
|
|
sek–butil alkohol
|
2–butanol
|
|
Isobutil alkohol
|
2–metil–1–propanol
|
|
ter–butil alkohol
|
2,2–dimetiletanol
|
|
H2C═CH–OH
|
Vinil alkohol
|
1–etenol
|
H2C═CH–CH2–OH
|
Alil alkohol
|
2–propen–1–ol
|
A.TATA NAMA ALKOHOL
penamaan senyawa monoalkohol dapat dilakukan dengan dua cara, yaituberdasarkan
aturan IUPAC dan cara trivial.
Tata
nama alkohol berdasarkan IUPAC
1) Terlebih dahulu menentukan
rantai karbon terpanjangyang mengandung gugus -OH. Selanjutnya, rantai karbon
terpanjang tersebut di beri nama rantai alkananya, tetapi akhir huruf a
digantikan dengan ol. Ex; butanol, pentanol, heksanol dan sebagainya.
2) Penomoran dimulai dari atom C ujung yang
terdekat dengan gugus -OH.
3) Senyawa alkohol yang memilki gugus alkil dan
rantai terpanjangnya ekuivalen dariua ujungnya terhaap gugus -OH, gugus alkil
tersebut harus memperolehnomor yang lebih kecil.
4) Jika pada suatu rantai alkohol terdapat lebih
dari satu gugus alkil yang berbeda dan gugus -OH terikat pada ato C dengan
posisi yang ekuivalen dari kedua ujung rantai terpanjang, penomoran dilakukan
dengan menempatkan gugus alkil yang lebih besar pada atom C dengan nomor yang
lebih kecil.
5) Urutan penulisan cabang alkil dilakukan
sesuai dengan urutan abjad.
Tata
nama monoalkohol berdasarkan cara trivial
pada tata nama alkohol cara trivial ini,
rutan penulisan cabang alkil dilakukan sesuai dengan urutan panjang rantai
alkil (metil, etil, propil, dan seterusnya ).
Senyawa
alkanol atau alkohol memiliki;
gugus fungsi ; :
C OH
B.RUMUS
UMUM
rumus
umum struktur ; CnH2n+1 OH atau R-OH
rumus umum molekul ; CnH2n+2 O
Berdasarkan jumlah gugus hidroksinya,
alkohol dibagi menjadi polialkohol dan monoalkohol.
A.Monoalkohol
Monoalkohol adalah alkohol yang memiliki satu gugus -OH. Rumus umum monoalkohol
sama dengan rumus alkana, tetapi satu atom H diganti oleh gugus hidroksi (-OH).
Alkohol memiliki gugus -OH, rumus struktur dapat juga ditulis R-OH (R
menyatakan gugus alkil). Alkohol merupakan turunanalkana sehingga disebut juga
alkanol. Oleh karena, itu penamaannya disesuaikan dengan alkananya,
tetapi huruf akhir a pada alkana diganti dengan ol.
B.
Polialkohol
Polialkohol
adalah alkohol yang memiliki gugus –OH lebih dari satu. Tata nama polialkohol
sama dengan tata nama monoalkohol,tetapi ditambah awalan untuk menyatakan untuk
menyatakan jumlah gugus –OH. Beberapa contoh polialkohol sebagai berikut.
Ex: HO-CH2-CH-CH2-OH
OH
1,2,3-propanatriol
senyawa polialkohol yang
banyak di gunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah gliserol dan etilen
glikol.
C.JENIS-JENIS ALKOHOL
berdasarkan jenis atom C yang mengikat gugus
-OH, alkohol dibedakan atas alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier.
a) Alkohol primer
yaitu
jika gugus -OH terikat pada atom C primer ( atom C yang mengikat atom C
lainnya)
ex;
CH3-CH2-CH2-OH
1-Propanol
ciri
khas alkohol primer, yaitu atom C yang mengikat gugus -OH berikatan dengan dua
atom H.
b)
Alkohol Sekunder
jika
gugus -OH terikat pada atom C sekunder (atom C yang mengikat dua atom C
lainnya).
Ex; CH3-CH-CH2-CH2-CH3
OH
2-pentanol
Ciri khas alkohol sekunder
ialah atom C yang mengikat gugus -OH berikatan dengan satu atom H.
c) Alkohol tersier
jika
gugus -OH terikat pada atom C tersier (atom C yang mengikat tiga atom C
lainnya).
Ex:
CH3
CH3-C-CH2-CH2-CH3
OH
3-
metil-2pentanol
Ciri
khas alkohol tersier ialah atom C yang berikatan dengan gugus -OH tidak
mengikat atom H.
D.SIFAT ALKOHOL
sifat alkohol di kelompokkan menjadi 2, yaitu; sifat fisikanya dan sifat
kimianya
a)
Sifat fisik
alkohol rantai pendek bersifat polar sehingga dengan baik larut dalam air
serta memiliki titik didih lebih tinggi dibandingkan dengan alkena. Dalam
hal kepolaran dan titik didih, alkohol rantai pendek memilki kemiripan sifat
dengan air. Hal tersebut disebabkan karena air dan alkohol keduanya memilki
gugus -OH. Gugus -OH ini bersifat polar sehingga menyebabkan air dan alkohol
bersifat polar pula. Adapun titik didih yang tinggi disebabkan oleh adanya
ikatan hidrogen antara molekul air, antar molekul alkohol atau antar molekul
air dan alkohol. Ikatan hidrogen ini juga menyebabkan alkohol larut dalam air.
b)Sifat
kimia
Alkohol bersifat mudah terbakar selain itu gugus OH merupakan gugus yang cukup
reaktif sehingga alkohol mudah terlibat dalam berbagai jenis reaksi. Adapun
reaksi-reaksi yang umum terjadi pada alkohol adalah sebagai berikut :
*reaksi
oksidasi
reaksi
oksidasi pada alkohol juga dapat berlangsung melalui reaksi antara alkohol dan
oksigen. Misalnya reaksi pembakaran pada spirtus.
*reaksi
dengan asam karboksilat
Ester
dibuat melalui reaksi antara alkohol dan asam karboksilat yang disebut reaksi
esterfikasi.
E.KEISOMERAN PADA
ALKOHOL
Keisomeran
Struktur
senyawa-senyawa
yang memiliki rumus molekul dan gugus fungsi yang sama, tetapi posisi gugus
fungsinya berbeda. Ex i-propanol berisomer struktur dengan senyawa 2-propanol.
Cara menentukan jumlah isomer pada suatu senyawa alkohol pertama-tama tentukan
rangka atom karbonnya, kemudian aturlah posisi gugus fungsi -OH.
Keisomeran
Optik
Yaitu
tipe isomer suatu senyawa yang memiliki rumus molekul, gugus fungsi, dan posisi
gugus fungsi sama, tetapi letak atom atom atau gugus fungsinya berbeda. Jika
atom C yang berikatan dengan gugus -OH pada senyawa alkohol mengikat tiga atom
atau tiga gugus atom yang berbeda,senyawa tersebut memiliki keisomeran
optik. Atom C yang mengikat empat atom atau gugus atom yang berbeda disebut C Asimetris
(C kiral).
Terdapat
2 jenis alkohol yang memiliki isomer optik, yaitu;
a)
alkohol sekunder yang memilki 2 alkil yang berbeda yang terikat pada C – OH;
b)
alkohol tersier yang memiliki 3 alkil berbeda yang terikat pada C – OH,
F.KEGUNAAN DAN DAMPAK
PENGGUNAAN ALKOHOL
A.
Monoalkohol
metanol
*sebagai
pengawet mayat atau spesimen biologi.
*bahan
baku untuk mensintesis senyawa lain seperti metil butirat,
*dapat
menghasilkan bahan bakar yang memiliki nilai oktan yang tinggi,
*bersifat
toksik (beracun)dalam jumlah sidikit (15ml) dapat menyebabkan kebutaan dan
dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kematian
etanol
*digunakan
sebagai zat anti septik,pembersih luka, serta pensteril alat-alat kedokteran
dan industri.
*digunakan
untuk pelarut dalam industri parfurm,obat obatan, zat warna, dan kosmetik.
*dapat
menghasilkan bahan bakar yang disebut gosohol, digunakan sebagai bahan bakar
alternatif yang ramah lingkungan.
Spirtus
*digunakan
sebagai bahan bakar lampu petromak dan bunsen. Dan lampu spirtus ini biasanya
digunakan untuk proses sterilisasi di labolatorium mikrobiologi.
B.Polialkohol
Gliserol
*sebagai
bahan cairan pembersih telinga dan pelarut obat obatan, ex sirup obat batuk.
*sebagai
bahan kosmetik (pelembab kulit)
*sebagai
bahan baku serat plastik
*sebagai
bahan untuk membuat peledak,yaitu nitrogliserin
Glikol
*digunakan
sebagai pelarut dan bahan baku untuk membuat serat sintesis seperti dacron.
G.REAKSI ALKOHOL
Reaksi-reaksi
pada alkohol dapat digunakan sebagai pengenal alkohol.
a)
Reaksi Identifikasi Alkohol Menggunakan Logam Natrium
Reaksi ini digunakan untuk membedakan alkohol
dengan eter karena eter tidak dapat bereaksi denganlogam natrium.alkohol
bereaksi dengan logam natrium menghasilkan gas hidrogen sesuai dengan persamaan
reaksi berikut;
2R-
OH +2Na => 2R – Ona + H2 (g)
2CH3-
CH2-OH+2Na => 2CH3 – CH2 – Ona + H2
(g)
Etanol
Natrium Etoksida
Reaksi
ini merupakan reaksi yang digunakan untuk membedakan alkohol dengan eter karena
eter tidak dapat bereaksi dengan logam natrium.
b)
Reaksi
Identifikasi Alkohol Menggunakan Fosfor Trihalida
jika
alkohol direaksikan dengan fosfor trihalida akanmenghasilkan alkil
halida.
3R -OH + PX3 => 3R – X + H3PO3
C) Reaksi Oksidasi (untuk membedakan Jenis Alkohol)
oksidasi alkohol Primer menghasilkan
senyawa aldehid. Jika aldehid dioksidasi lebih lanjut akan menghasilkan asam
karboksilat.
sedangkan
oksidasi alkohol sekunder menghasilkan keton, melalui mekanisme reaksi berikut.
uji
lucas
pereaksi
lucas terdiri atas ZnCl2
dalam Hcl pekat.uji lucas ini berdasarkan reaksi antara alkohol dan Hcl dengan
katalis ZnCl2. Alkohol tersier bereaksi cepat dengan gejala reaksi berupa
terbentuknya kabut di permukaan larutan. Alkohol sekunder bereaksi dalam waktu
ssekitar 5 menit, sedangkan alkohol primer tidak menunjukkan terjadinya suatu
reaksi.
2.ETER
Eter atau alkoksialkana merupakan senyawa
turunan alkana. Satu atom H rantai alkana diganti oleh gugus alkoksi sehingga
eter mamiliki dua gugus alkil.
R – H
R – OR'
|
alkana
eter
|
A.RUMUS UMUM
rumus umum struktur ; R – O -R'
Rumus umum molekul ; CnH2n+2
B.TATA NAMA ETER
Penamaan
eter dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penamaan alkil eter (Cara Trivial)
dan Menurut sistem IUPAC, gugus –OR disebut gugus alkoksi sehingga
penataan nama senyawa eter dimulai dengan nama gugus alkoksi (alkoksialkana)
diikuti oleh nama rantai utamanya.
1.
Penamaan
Alkil Eter (Trivial)
Nama kedua gugus alkil disebut lebih dahulu
(diurutkan berdasarkan abjad), kemudian di tambahkan eter. Jika kedua gugus
alkil sama, diawalan di.
2.
Penamaan
Alkoksialkana (IUPAC
penataan nama senyawa eter dimulai dengan
nama gugus alkoksi diikuti oleh nama rantai utamanya. Gugus alkoksi dianggap
sebagai cabang yang terikat pada rantai induk.
Di
bawah ini Penataan Nama Eter Menurut Trivial dan IUPAC
Rumus Struktur Eter
|
Nama Trivial
|
Nama IUPAC
(alkoksialkana)
|
CH3
⎯ O ⎯ CH3
|
Dimetil
eter
|
Metoksi
metana
|
CH3
⎯ O ⎯ CH2 ⎯
CH3
|
Etil
metil eter
|
Metoksi
etana
|
CH3
⎯ CH2 ⎯ O ⎯
CH2 ⎯ CH3
|
Dietil
eter
|
Etoksi
etena
|
Isopentil
etil eter
|
2-etoksi
pentana
|
|
Fenil
propil eter
|
Fenoksi
propana
|
C.SIFAT-SIFAT ETER
1. Pada keadaan standar,
hampir seluruh senyawa eter berwujud cair, kecuali dimetil eter (gas).
2. Jika dibandingkan dengan
senyawa alkohol, titik didih dan titik leleh eter lebih keci..
3. .Eter juga cenderung
bersifat nono polar, sehingga kelarutannya dalam air sangat kecil.
4. .Selain itu eter bersifat
mudah terbakar.
5. Dibandingkan terhadap
alkohol,
6. eter jauh kurang reaktif
kecuali dalam hal pembakaran.
7. Eter jauh lebih mantap
(lebih kurang reaktif) dibandingkan alkohol.
8. Eter tidak bereaksi dengan
logam natrium. Sifat ini dapat digunakan untuk membedakan alkohol dengan eter.
D.KEISOMERAN PADA ETER
Eter
memilki dua isomer, yaitu isomer struktur dan isomer fungsional.
1)
Isomer
Struktur
Isomer
struktur ialah senyawa yang memiliki rumus molekul sama, namun rumus
strukturnya berbeda. Contohnya dietil eter memiliki isomer struktur dengan
metil propil eter dan metil
isopropil
eter.
2)
Isomer
Fungsional
Alkohol
dan eter keduanya memiliki rumus umum yang sama, Akan tetapi, keduanya memiliki
jenis gugus fungsional yang berbeda. Dua senyawa yang memiliki rumus umum
molekul sama namun gugus fungsionalnya berbeda disebut memiliki keisomeran
fungsional. Eter berisomer fungsional dengan alkohol.
E.PEMBUATAN ETER
Umumnya
eter dibuat dari dehidrasi alkohol. Dietil eter dapat dibuat melalui pemanasan
etanol dengan asam sulfat pekat pada suhu sekitar 140°C hingga reaksi dehidrasi
sempurna.
Pembuatan
eter dari alkohol CH3CH2OH + HOCH2CH3⎯H2SO4→ CH3CH2–O–CH2CH3
+ H2O
F,KEGUNAAN DAN DAMPAK ETER
1.Senyawa dietil eter biasa digunakan sebagai
zat anestetik (pemati rasa atau obat bius) yang diberikan melalaui pernafasan
namun penggunaan dietil eter dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan dan
merangsang sekresi lendir.
2.sebagai pelarut non polar untuk melarutkan
senyawa non polar pula, seperti lemak, lilin dan minyak.
3.Eter dapat menyebabkan mual dan muntah selama
waktu pemulihan. Karena dampak negatif ini, eter sudah jarang dipakai di
negara-negara maju.
G.REAKSI PADA ETER
Reaksi yang terjadi pada eter :
a . Reaksi oksidasi
Contoh:
CH3–O–CH3+3O2 2CO2+3H2O
Eter mudah terbakar dan membentuk gas karbon dioksida dan uap air
b. Reaksi dengan PCl5
Contoh :
R–O–R`+PCl5 R–Cl+R`- Cl+POCl3
c . Reaksi hidrolisiseter
Bila et r dididihkan dalam air yang meng andung asam (umumnya
H2SO4) maka akan terjadi hidrolisis yang menghasilk an alcohol
Contoh:
C2H5–O–C2H5+Cl2 CH3CHcl–O–C2H5+HCl
3.
ALDEHID
Aldehid sebagai senyawa karbonil. Aldehid senyawa-senyawa sederhana yang mengandung sebuah gugus karbonil - sebuah ikatan rangkap C=O. Aldehid termasuk senyawa yang sederhana jika ditinjau berdasarkan tidak adanya gugus-gugus reaktif yang lain seperti -OH atau -Cl yang terikat langsung pada atom karbon di gugus karbonil - seperti yang bisa ditemukan misalnya pada asam-asam karboksilat yang mengandung gugus -COOH.
Aldehid sebagai senyawa karbonil. Aldehid senyawa-senyawa sederhana yang mengandung sebuah gugus karbonil - sebuah ikatan rangkap C=O. Aldehid termasuk senyawa yang sederhana jika ditinjau berdasarkan tidak adanya gugus-gugus reaktif yang lain seperti -OH atau -Cl yang terikat langsung pada atom karbon di gugus karbonil - seperti yang bisa ditemukan misalnya pada asam-asam karboksilat yang mengandung gugus -COOH.
Aldehid merupakan salah satu
kelompok senyawa karbon yang memiliki gugus karbonil. Gugus tersebut terletak
di ujung rantai karbon induk yang diakhiri dengan atom hidrogen.
Isomer
Aldehid
Aldehid tidak mempunyai isomer
posisi karena gugus fungsi dari aldehid terletak di ujung rantai C. Isomer pada
aldehid terjadi karena adanya cabang dan letak cabang, jadi merupakan isomerer
struktur. Isomer aldehid mulai terdapat pada suku ke-4 yaitu butanal.
A.TATA NAMA ALDEHIDA
a. IUPAC
1) Pemberian nama aldehida dilakukan dengan mengganti akhiran –a pada nama alkana dengan –al.Contoh :
2) Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling panjang yang terdapat gugus karbonil.
Contoh :
3) Tentukan substituen yang terikat pada rantai utama.
Contoh :
4) Penomoran substituen dimulai dari atom C gugus karbonil.
Contoh :
5) Jika terdapat 2/lebih substituen berbeda dalam penulisan harus disusun berdasarkan urutan abjad huruf pertama nama substituen.
Contoh :
6) Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan abjad sedangkan awalan yang tidak dipisahkan dengan tanda hubung (antara lain : iso-, dan neo-) diperhatikan dalam penentuan urutan abjad.
Contoh :
b. Trivial
1) Aldehida tak bercabangBerikut ini daftar nama trivial beberapa aldehida yang tidak bercabang:
2) Aldehida bercabang
a) Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling panjang yang terdapat gugus karbonil.
Contoh :
b) Tentukan substituen yang terikat pada rantai utama.
Contoh
c) Penomoran substituen dimulai dari atom karbon yang mengikat gugus karbonil dengan huruf α, β, γ.
Contoh :
Contoh-contoh aldehid
Pada aldehid, gugus karbonil memiliki satu atom hidrogen yang terikat padanya bersama dengan salah satu dari gugus berikut:
Pada aldehid, gugus karbonil memiliki satu atom hidrogen yang terikat padanya bersama dengan salah satu dari gugus berikut:
- atom hidrogen lain
- atau, yang lebih umum, sebuah gugus hidrokarbon yang bisa berupa gugus alkil atau gugus yang mengandung sebuah cincin benzen.
Pada pembahasan kali ini, kita tidak akan menyinggung tentang aldehid yang mengandung cincin benzen.
Pada gambar di atas kita bisa melihat bahwa keduanya memiliki ujung molekul yang sama persis. Yang membedakan hanya kompleksitas gugus lain yang terikat.
Jika kita menuliskan rumus molekul untuk molekul-molekul di atas, maka gugus aldehid (gugus karbonil yang mengikat atom hidrogen) selalunya dituliskan sebagai -CHO - dan tidak pernah dituliskan sebagai COH. Oleh karena itu, penulisan rumus molekul aldehid terkadang sulit dibedakan dengan alkohol. Misalnya etanal dituliskan sebagai CH3CHO dan metanal sebagai HCHO.
Penamaan aldehid didasarkan pada jumlah total atom karbon yang terdapat dalam rantai terpanjang - termasuk atom karbon yang terdapat pada gugus karbonil. Jika ada gugus samping yang terikat pada rantai terpanjang tersebut, maka atom karbon pada gugus karbonil harus selalu dianggap sebagai atom karbon nomor 1.
B.SIFAT-SIFAT ALDEHIDE
1) Senyawa-senyawa aldehide dengan jumlah atom C rendah (1 s/d 5 atom C) sangat
mudah larut dalam air. Sedangkan senyawa aldehide dengan jumlah atom C lebih dari 5
sukar larut dalam air.
2) Aldehide dapat dioksidasi menjadi asam karboksilatnya
3) Aldehide dapat direduksi dengan gas H2 membentuk alkohol primernya.
Contoh :
a) CH3–CHO + H2 -----------> CH3–CH2–OH
Etanal Etanol
b) CH3–CH2–CHO + H2 -------> CH3–CH2–CH2–OH
Proponal Propanol
C.KEGUNAAN ALDEHIDE
Senyawa aldehide yang paling banyak digunakan dalam kehidupan adalah Formal
dehide dan Asetaldehide, antara lain sebagai berikut :
1) Larutan formaldehide dalam air dengan kadar ± 40% dikenal dengan nama formalin. Zat
ini banyak digunakan untuk mengawetkan spesimen biologi dalam laboratorium musium.
2) Formaldehide juga banyak digunakan sebagai :
a) Insektisida dan pembasmi kuman
b) Bahan baku pembuatan damar buatan
c) Bahan pembuatan plastik dan damar sintetik seperti Galalit dan Bakelit
3) Asetaldehide dalam kehidupan sehari-hari antara lain digunakan sebagai :
a) Bahan untuk membuat karet dan damar buatan
b) Bahan untuk membuat asam aselat (As. Cuka)
c) Bahan untuk membuat alkohol
D.REAKSI-REAKSI ALDEHIDA
Aldehida adalah golongan senyawa
organik yang memiliki rumus umum R-CHO. Beberapa reaksi yang terjadi pada
aldehida antara lain:
- Oksidasi
Aldehida adalah reduktor kuat
sehingga dapat mereduksi oksidator-oksidator lemah. Perekasi Tollens dan
pereaksi Fehling adalah dua contoh oksidator lemah yang merupakan pereaksi
khusus untuk mengenali aldehida. Oksidasi aldehida menghasilkan asam
karboksilat. Pereaksi Tollens adalah larutan perak nitrat dalam amonia.
Pereaksi ini dibuat dengan cara menetesi larutan perak nitrat dengan larutan
amonia sedikit demi sedikit hingga endapan yang mula-mula terbentuk larut
kembali. Pereaksi Tollens dapat dianggap sebagai larutan perak oksida (Ag2O).
aldehida dapat mereduksi pereaksi Tollens sehingga membebaaskan unsur perak
(Ag).
Reaksi aldehida dengan pereaksi
Tollens dapat ditulis sebagai berikut
Bila reaksi dilangsungkan pada
bejana gelas, endapan perak yang terbentuk akan melapisi bejana, membentuk
cermin. Oleh karena itu, reaksi ini disebut reaksi cermin perak.
Pereaksi Fehling terdiri dari dua
bagian, yaitu Fehling A dan Fehling B. fehling A adalah larutan CuSO4,
sedangkan Fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan kalium natrium tartrat.
Pereksi Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga
diperoleh suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling, ion Cu2+
terdapat sebagai ion kompleks. Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan
CuO.
Reaksi Aldehida dengan pereaksi
Fehling menghasilkan endapan merah bata dari Cu2O.
Pereaksi Fehling dipakai untuk
identifikasi adanya gula reduksi (seperti glukosa) dalam air kemih pada penderita
penyakit diabetes (glukosa mengandung gugus aldehida).
- Adisi Hidrogen (Reduksi)
Ikatan rangkap –C=O dari gugus
fungsi aldehida dapat diadisi oleh gas hidrogen membentuk suatu alkohol primer.
Adisi hidrogen menyebabkan penurunan bilangan oksidasi atom karbon gugus
fungsi. Oleh karena itu, adisi hidrogen tergolong reduksi.