Followers

Text

Mohon maaf jika ada salah dan janggal di dalam hati. namanya juga manusia,mana ada yang sempurna.
saya juga tidak online 24 jam. dan saya masih anak SMP kelas 3.
jika ingin mengomen secara private kirim ke FB saya atau ke email saya (http://www.facebook.com/habib.kurniawan.10)
Diberdayakan oleh Blogger.
Minggu, 06 April 2014

alkohol,eter,aldehide


1.ALKOHOL
Alkohol adalah senyawa - senyawa d imana satu atau lebih  atom hid rogen dalam sebuah alkana digantikan oleh sebuah gugus –OH yang memiliki rumus kimia CnH2 n + 1OH. Alkohol dibagi menjadi beberapa kelompok, tergantung bagaimana posisi gugus –OH pada rantai atom- atom
karbonn ya .
Tabel 1. Beberapa Penataan Nama Alkohol Menurut Trivial dan IUPAC

Rumus Struktur
Nama Trivial
Nama IUPAC
H3C–CH2–CH2–OH
n–propil alkohol
1–propanol

Isopropil alkohol
Isopropil alkohol
2–propanol

sek–butil alkohol
sek–butil alkohol
2–butanol

Isobutil alkohol
Isobutil alkohol
2–metil–1–propanol

ter–butil alkohol
ter–butil alkohol
2,2–dimetiletanol
 H2C═CH–OH
Vinil alkohol
1–etenol
H2C═CH–CH2–OH
Alil alkohol
2–propen–1–ol

A.TATA NAMA ALKOHOL
           penamaan senyawa monoalkohol dapat dilakukan dengan dua cara, yaituberdasarkan aturan IUPAC dan cara trivial.

Tata nama alkohol berdasarkan IUPAC
1)  Terlebih dahulu menentukan rantai karbon terpanjangyang mengandung gugus -OH. Selanjutnya, rantai karbon terpanjang tersebut di beri nama rantai alkananya, tetapi akhir huruf a digantikan dengan ol. Ex; butanol, pentanol, heksanol dan sebagainya.
2)   Penomoran dimulai dari atom C ujung yang terdekat dengan gugus -OH.
3)    Senyawa alkohol yang memilki gugus alkil dan rantai terpanjangnya ekuivalen dariua ujungnya terhaap gugus -OH, gugus alkil tersebut harus memperolehnomor yang lebih kecil.
4)  Jika pada suatu rantai alkohol terdapat lebih dari satu gugus alkil yang berbeda dan gugus -OH terikat pada ato C dengan posisi yang ekuivalen dari kedua ujung rantai terpanjang, penomoran dilakukan dengan menempatkan gugus alkil yang lebih besar pada atom C dengan nomor yang lebih kecil.
5)  Urutan penulisan cabang alkil dilakukan sesuai dengan urutan abjad.

Tata nama monoalkohol berdasarkan cara trivial
pada tata nama alkohol cara trivial ini, rutan penulisan cabang alkil dilakukan sesuai dengan urutan panjang rantai alkil (metil, etil, propil, dan seterusnya ).

Senyawa alkanol atau alkohol memiliki;                         
gugus fungsi ; :             
                             C     OH

B.RUMUS UMUM   
rumus umum struktur    ; CnH2n+1 OH atau R-OH
rumus umum molekul ; CnH2n+2 O


         



 Berdasarkan jumlah gugus hidroksinya, alkohol dibagi menjadi polialkohol dan monoalkohol.

A.Monoalkohol
          Monoalkohol adalah alkohol yang memiliki satu gugus -OH. Rumus umum monoalkohol sama dengan rumus alkana, tetapi satu atom H diganti oleh gugus hidroksi (-OH). Alkohol memiliki gugus -OH, rumus struktur dapat juga ditulis R-OH (R menyatakan gugus alkil). Alkohol merupakan turunanalkana sehingga disebut juga alkanol. Oleh karena, itu penamaannya disesuaikan  dengan alkananya, tetapi huruf akhir a pada alkana diganti dengan ol.

B. Polialkohol
          Polialkohol adalah alkohol yang memiliki gugus –OH lebih dari satu. Tata nama polialkohol sama dengan tata nama monoalkohol,tetapi ditambah awalan untuk menyatakan untuk menyatakan jumlah gugus –OH. Beberapa contoh polialkohol sebagai berikut.
     Ex:       HO-CH2-CH-CH2-OH  
                     OH
        1,2,3-propanatriol
senyawa polialkohol yang banyak di gunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah gliserol dan etilen glikol.


C.JENIS-JENIS ALKOHOL
berdasarkan jenis atom C yang mengikat gugus -OH, alkohol dibedakan atas alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier.

a)    Alkohol primer
yaitu jika gugus -OH terikat pada atom C primer ( atom C yang mengikat atom C lainnya)

ex;  CH3-CH2-CH2-OH
           1-Propanol
ciri khas alkohol primer, yaitu atom C yang mengikat gugus -OH berikatan dengan dua atom H.

 b) Alkohol Sekunder
jika gugus -OH  terikat pada atom C sekunder (atom C yang mengikat dua atom C lainnya).
Ex;     CH3-CH-CH2-CH2-CH3
                  
        OH
2-pentanol
Ciri khas alkohol sekunder ialah atom C yang mengikat gugus -OH berikatan dengan satu atom H.

c)  Alkohol tersier
jika gugus -OH terikat pada atom C tersier (atom C yang mengikat tiga atom C lainnya).
Ex:                 CH3
     CH3-C-CH2-CH2-CH3
            OH
   3- metil-2pentanol

Ciri khas alkohol tersier ialah atom C yang berikatan dengan gugus  -OH tidak mengikat atom H.  

D.SIFAT ALKOHOL
          sifat alkohol di kelompokkan menjadi 2, yaitu; sifat fisikanya dan sifat kimianya
a) Sifat fisik
          alkohol rantai pendek  bersifat polar sehingga dengan baik larut dalam air serta  memiliki titik didih lebih tinggi dibandingkan dengan alkena. Dalam hal kepolaran dan titik didih, alkohol rantai pendek memilki kemiripan sifat dengan air. Hal tersebut disebabkan karena air dan alkohol keduanya memilki gugus -OH. Gugus -OH ini bersifat polar sehingga menyebabkan air dan alkohol bersifat polar pula. Adapun titik didih yang tinggi disebabkan oleh adanya ikatan hidrogen antara molekul air, antar molekul alkohol atau antar molekul air dan alkohol. Ikatan hidrogen ini juga menyebabkan alkohol larut dalam air.



b)Sifat kimia
          Alkohol bersifat mudah terbakar selain itu gugus OH merupakan gugus yang cukup reaktif sehingga alkohol mudah terlibat dalam berbagai jenis reaksi. Adapun reaksi-reaksi yang umum terjadi pada alkohol adalah sebagai berikut :
*reaksi oksidasi
reaksi oksidasi pada alkohol juga dapat berlangsung melalui reaksi antara alkohol dan oksigen. Misalnya reaksi pembakaran pada spirtus.
*reaksi dengan asam karboksilat
Ester dibuat melalui reaksi antara alkohol dan asam karboksilat yang disebut reaksi esterfikasi.



E.KEISOMERAN PADA ALKOHOL

Keisomeran Struktur
senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul dan gugus fungsi yang sama, tetapi posisi gugus fungsinya berbeda. Ex i-propanol berisomer struktur dengan senyawa 2-propanol. Cara menentukan jumlah isomer pada suatu senyawa alkohol pertama-tama tentukan rangka atom karbonnya, kemudian aturlah posisi gugus fungsi -OH.

Keisomeran Optik
Yaitu tipe isomer suatu senyawa yang memiliki rumus molekul, gugus fungsi, dan posisi gugus fungsi sama, tetapi letak atom atom atau gugus fungsinya berbeda. Jika atom C yang berikatan dengan gugus -OH pada senyawa alkohol mengikat tiga atom atau tiga gugus atom yang berbeda,senyawa tersebut  memiliki keisomeran optik. Atom C yang mengikat empat atom atau gugus atom yang berbeda disebut C Asimetris (C kiral).

Terdapat 2 jenis alkohol yang memiliki isomer optik, yaitu;
a) alkohol sekunder yang memilki 2 alkil yang berbeda yang terikat pada C – OH;
b) alkohol tersier yang memiliki 3 alkil berbeda yang terikat pada C – OH,


F.KEGUNAAN DAN DAMPAK PENGGUNAAN ALKOHOL

A. Monoalkohol
metanol
*sebagai pengawet mayat atau spesimen biologi.
*bahan baku untuk mensintesis senyawa lain seperti metil butirat,
*dapat menghasilkan bahan bakar yang memiliki nilai oktan yang tinggi,
*bersifat toksik (beracun)dalam jumlah sidikit (15ml) dapat menyebabkan kebutaan dan dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kematian

etanol
*digunakan sebagai zat anti septik,pembersih luka, serta pensteril alat-alat kedokteran dan industri.
*digunakan untuk pelarut dalam industri parfurm,obat obatan, zat warna, dan kosmetik.
*dapat menghasilkan bahan bakar yang disebut gosohol, digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.

Spirtus
*digunakan sebagai bahan bakar lampu petromak dan bunsen. Dan lampu spirtus ini biasanya digunakan untuk proses sterilisasi di labolatorium mikrobiologi.

B.Polialkohol
Gliserol
*sebagai bahan cairan pembersih telinga dan pelarut obat obatan, ex sirup obat batuk.
*sebagai bahan kosmetik (pelembab kulit)
*sebagai bahan baku serat plastik
*sebagai bahan untuk membuat peledak,yaitu nitrogliserin

Glikol
*digunakan sebagai pelarut dan bahan baku untuk membuat serat sintesis seperti dacron.




G.REAKSI ALKOHOL
Reaksi-reaksi pada alkohol dapat digunakan sebagai pengenal alkohol.

a) Reaksi Identifikasi Alkohol Menggunakan Logam Natrium
Reaksi ini digunakan untuk membedakan alkohol dengan eter karena eter tidak dapat bereaksi denganlogam natrium.alkohol bereaksi dengan logam natrium menghasilkan gas hidrogen sesuai dengan persamaan reaksi berikut;
2R- OH +2Na => 2R – Ona + H2 (g)
2CH3- CH2-OH+2Na => 2CH3 – CH2 – Ona + H2 (g)
       Etanol                              Natrium Etoksida
Reaksi ini merupakan reaksi yang digunakan untuk membedakan alkohol dengan eter karena eter tidak dapat bereaksi dengan logam natrium.

b)      Reaksi Identifikasi Alkohol Menggunakan Fosfor Trihalida
jika alkohol direaksikan dengan fosfor trihalida akanmenghasilkan alkil halida.
3R -OH + PX3 => 3R – X + H3PO3

C) Reaksi Oksidasi (untuk membedakan Jenis Alkohol)
oksidasi alkohol  Primer menghasilkan senyawa aldehid. Jika aldehid dioksidasi lebih lanjut akan menghasilkan asam karboksilat.
sedangkan oksidasi alkohol sekunder menghasilkan keton, melalui mekanisme reaksi berikut.

uji lucas
pereaksi lucas terdiri atas ZnCl2 dalam Hcl pekat.uji lucas ini berdasarkan reaksi antara alkohol dan Hcl dengan katalis ZnCl2. Alkohol tersier bereaksi cepat dengan gejala reaksi berupa terbentuknya kabut di permukaan larutan. Alkohol sekunder bereaksi dalam waktu ssekitar 5 menit, sedangkan alkohol primer tidak menunjukkan terjadinya suatu reaksi.

     2.ETER
Eter atau alkoksialkana merupakan senyawa turunan alkana. Satu atom H rantai alkana diganti oleh gugus alkoksi sehingga eter mamiliki dua gugus alkil.

      R – H       R – OR'
      alkana            eter
A.RUMUS UMUM                                          
  rumus umum struktur ;   R – O -R'
   Rumus umum molekul ; CnH2n+2    

B.TATA NAMA ETER
 Penamaan eter dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penamaan alkil eter (Cara Trivial) dan Menurut sistem IUPAC, gugus –OR disebut gugus alkoksi sehingga penataan nama senyawa eter dimulai dengan nama gugus alkoksi (alkoksialkana) diikuti oleh nama rantai utamanya.



1.      Penamaan Alkil Eter (Trivial)
Nama kedua gugus alkil disebut lebih dahulu (diurutkan berdasarkan abjad), kemudian di tambahkan eter. Jika kedua gugus alkil sama, diawalan di.

2.      Penamaan Alkoksialkana (IUPAC
penataan nama senyawa eter dimulai dengan nama gugus alkoksi diikuti oleh nama rantai utamanya. Gugus alkoksi dianggap sebagai cabang yang terikat pada rantai induk.

 Di bawah ini Penataan Nama Eter Menurut Trivial dan IUPAC
Rumus Struktur Eter
Nama Trivial
Nama IUPAC
(alkoksialkana)
CH3 O CH3
Dimetil eter
Metoksi metana
CH3 O CH2 CH3
Etil metil eter
Metoksi etana
CH3 CH2 O CH2 CH3
Dietil eter
Etoksi etena
2-etoksi pentana
Isopentil etil eter
2-etoksi pentana
Fenoksi propana
Fenil propil eter
Fenoksi propana

C.SIFAT-SIFAT ETER
1.      Pada keadaan standar, hampir seluruh senyawa eter berwujud cair, kecuali dimetil eter (gas).
2.      Jika dibandingkan dengan senyawa alkohol, titik didih dan titik leleh eter lebih keci..
3.      .Eter juga cenderung bersifat nono polar, sehingga kelarutannya dalam air sangat kecil.
4.      .Selain itu eter bersifat mudah terbakar.
5.      Dibandingkan terhadap alkohol,
6.      eter jauh kurang reaktif kecuali dalam hal pembakaran.
7.      Eter jauh lebih mantap (lebih kurang reaktif) dibandingkan alkohol.
8.      Eter tidak bereaksi dengan logam natrium. Sifat ini dapat digunakan untuk membedakan alkohol dengan eter.

D.KEISOMERAN PADA ETER
    Eter memilki dua isomer, yaitu isomer struktur dan isomer fungsional.

1)      Isomer Struktur
Isomer struktur ialah senyawa yang memiliki rumus molekul sama, namun rumus strukturnya berbeda. Contohnya dietil eter memiliki isomer struktur dengan metil propil eter dan metil
isopropil eter.

2)      Isomer Fungsional
Alkohol dan eter keduanya memiliki rumus umum yang sama, Akan tetapi, keduanya memiliki jenis gugus fungsional yang berbeda. Dua senyawa yang memiliki rumus umum molekul sama namun gugus fungsionalnya berbeda disebut memiliki keisomeran fungsional. Eter berisomer fungsional dengan alkohol.

E.PEMBUATAN ETER
Umumnya eter dibuat dari dehidrasi alkohol. Dietil eter dapat dibuat melalui pemanasan etanol dengan asam sulfat pekat pada suhu sekitar 140°C hingga reaksi dehidrasi sempurna.
Pembuatan eter dari alkohol CH3CH2OH + HOCH2CH3H2SO4→ CH3CH2–O–CH2CH3 + H2O

F,KEGUNAAN DAN DAMPAK  ETER
1.Senyawa dietil eter biasa digunakan sebagai zat anestetik (pemati rasa atau obat bius) yang diberikan melalaui pernafasan namun penggunaan dietil eter dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan dan merangsang sekresi lendir.
2.sebagai pelarut non polar untuk melarutkan senyawa non polar pula, seperti lemak, lilin dan minyak.
3.Eter dapat menyebabkan mual dan muntah selama waktu pemulihan. Karena dampak negatif ini, eter sudah jarang dipakai di negara-negara maju.

G.REAKSI PADA ETER
Reaksi yang  terjadi pada eter :

a . Reaksi oksidasi
Contoh:

CH3–O–CH3+3O2          2CO2+3H2O
Eter mudah terbakar dan membentuk gas karbon dioksida dan uap air

b. Reaksi dengan PCl5
Contoh :

R–O–R`+PCl5         R–Cl+R`- Cl+POCl3

c . Reaksi hidrolisiseter
Bila et r dididihkan dalam air yang meng andung asam (umumnya
H2SO4) maka akan terjadi hidrolisis yang menghasilk an alcohol
Contoh:

C2H5–O–C2H5+Cl2           CH3CHcl–O–C2H5+HCl

3. ALDEHID

            Aldehid sebagai senyawa karbonil. Aldehid senyawa-senyawa sederhana yang mengandung sebuah gugus karbonil - sebuah ikatan rangkap C=O. Aldehid termasuk senyawa yang sederhana jika ditinjau berdasarkan tidak adanya gugus-gugus reaktif yang lain seperti -OH atau -Cl yang terikat langsung pada atom karbon di gugus karbonil - seperti yang bisa ditemukan misalnya pada asam-asam karboksilat yang mengandung gugus -COOH.
Aldehid merupakan salah satu kelompok senyawa karbon yang memiliki gugus karbonil. Gugus tersebut terletak di ujung rantai karbon induk yang diakhiri dengan atom hidrogen.
Rumus umum aldehid
Isomer Aldehid

Aldehid tidak mempunyai isomer posisi karena gugus fungsi dari aldehid terletak di ujung rantai C. Isomer pada aldehid terjadi karena adanya cabang dan letak cabang, jadi merupakan isomerer struktur. Isomer aldehid mulai terdapat pada suku ke-4 yaitu butanal.



A.TATA NAMA ALDEHIDA

a. IUPAC

1) Pemberian nama aldehida dilakukan dengan mengganti akhiran –a pada nama alkana dengan –al.
Contoh :http://rolifhartika.files.wordpress.com/2011/05/aldehida-iupac-1.png?w=300&h=115
2) Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling panjang yang terdapat gugus karbonil.
Contoh :http://rolifhartika.files.wordpress.com/2011/05/aldehida-iupac-2.png?w=300&h=60
3) Tentukan substituen yang terikat pada rantai utama.
Contoh :http://rolifhartika.files.wordpress.com/2011/05/aldehida-iupac-3.png?w=300&h=118
4) Penomoran substituen dimulai dari atom C gugus karbonil.
Contoh :http://rolifhartika.files.wordpress.com/2011/05/aldehida-iupac-4.png?w=300&h=136
5) Jika terdapat 2/lebih substituen berbeda dalam penulisan harus disusun berdasarkan urutan abjad huruf pertama nama substituen.
Contoh :http://rolifhartika.files.wordpress.com/2011/05/aldehida-iupac-5.png?w=300&h=44
6) Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan abjad sedangkan awalan yang tidak dipisahkan dengan tanda hubung (antara lain : iso-, dan neo-) diperhatikan dalam penentuan urutan abjad.
Contoh :http://rolifhartika.files.wordpress.com/2011/05/aldehida-iupac-6.png?w=300&h=42

b. Trivial

1) Aldehida tak bercabang
Berikut ini daftar nama trivial beberapa aldehida yang tidak bercabang:
http://rolifhartika.files.wordpress.com/2011/05/aldehida-trivial-1.png?w=300&h=162
2) Aldehida bercabang
a) Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling panjang yang terdapat gugus karbonil.
Contoh :http://rolifhartika.files.wordpress.com/2011/05/aldehida-trivia-2.png?w=300&h=51
b) Tentukan substituen yang terikat pada rantai utama.
Contohhttp://rolifhartika.files.wordpress.com/2011/05/aldehida-trivial-2b.png?w=300&h=117
c) Penomoran substituen dimulai dari atom karbon yang mengikat gugus karbonil dengan huruf α, β, γ.
Contoh :http://rolifhartika.files.wordpress.com/2011/05/aldehida-trivial-2c.png?w=300&h=124
Contoh-contoh aldehid

Pada aldehid, gugus karbonil memiliki satu atom hidrogen yang terikat padanya bersama dengan salah satu dari gugus berikut:
  • atom hidrogen lain
  • atau, yang lebih umum, sebuah gugus hidrokarbon yang bisa berupa gugus alkil atau gugus yang mengandung sebuah cincin benzen.

Pada pembahasan kali ini, kita tidak akan menyinggung tentang aldehid yang mengandung cincin benzen.
http://www.chem-is-try.org/wp-content/migrated_images/sifat/aldehydes.gif


Pada gambar di atas kita bisa melihat bahwa keduanya memiliki ujung molekul yang sama persis. Yang membedakan hanya kompleksitas gugus lain yang terikat.

Jika kita menuliskan rumus molekul untuk molekul-molekul di atas, maka gugus aldehid (gugus karbonil yang mengikat atom hidrogen) selalunya dituliskan sebagai -CHO - dan tidak pernah dituliskan sebagai COH. Oleh karena itu, penulisan rumus molekul aldehid terkadang sulit dibedakan dengan alkohol. Misalnya etanal dituliskan sebagai CH3CHO dan metanal sebagai HCHO.

Penamaan aldehid didasarkan pada jumlah total atom karbon yang terdapat dalam rantai terpanjang - termasuk atom karbon yang terdapat pada gugus karbonil. Jika ada gugus samping yang terikat pada rantai terpanjang tersebut, maka atom karbon pada gugus karbonil harus selalu dianggap sebagai atom karbon nomor 1.

B.SIFAT-SIFAT ALDEHIDE

1) Senyawa-senyawa aldehide dengan jumlah atom C rendah (1 s/d 5 atom C) sangat
mudah larut dalam air. Sedangkan senyawa aldehide dengan jumlah atom C lebih dari 5
sukar larut dalam air.

2) Aldehide dapat dioksidasi menjadi asam karboksilatnya

3) Aldehide dapat direduksi dengan gas H2 membentuk alkohol primernya.
Contoh :
a) CH3–CHO + H2 -----------> CH3–CH2–OH
Etanal Etanol

b) CH3–CH2–CHO + H2 -------> CH3–CH2–CH2–OH
Proponal Propanol

C.KEGUNAAN ALDEHIDE

Senyawa aldehide yang paling banyak digunakan dalam kehidupan adalah Formal
dehide dan Asetaldehide, antara lain sebagai berikut :
1) Larutan formaldehide dalam air dengan kadar ± 40% dikenal dengan nama formalin. Zat
ini banyak digunakan untuk mengawetkan spesimen biologi dalam laboratorium musium.
2) Formaldehide juga banyak digunakan sebagai :
a) Insektisida dan pembasmi kuman
b) Bahan baku pembuatan damar buatan
c) Bahan pembuatan plastik dan damar sintetik seperti Galalit dan Bakelit
3) Asetaldehide dalam kehidupan sehari-hari antara lain digunakan sebagai :
a) Bahan untuk membuat karet dan damar buatan
b) Bahan untuk membuat asam aselat (As. Cuka)
c) Bahan untuk membuat alkohol



D.REAKSI-REAKSI ALDEHIDA
Aldehida adalah golongan senyawa organik yang memiliki rumus umum R-CHO. Beberapa reaksi yang terjadi pada aldehida antara lain:
  1. Oksidasi
Aldehida adalah reduktor kuat sehingga dapat mereduksi oksidator-oksidator lemah. Perekasi Tollens dan pereaksi Fehling adalah dua contoh oksidator lemah yang merupakan pereaksi khusus untuk mengenali aldehida. Oksidasi aldehida menghasilkan asam karboksilat. Pereaksi Tollens adalah larutan perak nitrat dalam amonia. Pereaksi ini dibuat dengan cara menetesi larutan perak nitrat dengan larutan amonia sedikit demi sedikit hingga endapan yang mula-mula terbentuk larut kembali. Pereaksi Tollens dapat dianggap sebagai larutan perak oksida (Ag2O). aldehida dapat mereduksi pereaksi Tollens sehingga membebaaskan unsur perak (Ag).
Reaksi aldehida dengan pereaksi Tollens dapat ditulis sebagai berikut
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/frisna_0606305_reaksi_organik/isi/picture/22.JPG
Bila reaksi dilangsungkan pada bejana gelas, endapan perak yang terbentuk akan melapisi bejana, membentuk cermin. Oleh karena itu, reaksi ini disebut reaksi cermin perak.
Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian, yaitu Fehling A dan Fehling B. fehling A adalah larutan CuSO4, sedangkan Fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan kalium natrium tartrat. Pereksi Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling, ion Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks. Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO.
Reaksi Aldehida dengan pereaksi Fehling menghasilkan endapan merah bata dari Cu2O.
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/frisna_0606305_reaksi_organik/isi/picture/23.JPG
Pereaksi Fehling dipakai untuk identifikasi adanya gula reduksi (seperti glukosa) dalam air kemih pada penderita penyakit diabetes (glukosa mengandung gugus aldehida).
  1. Adisi Hidrogen (Reduksi)
Ikatan rangkap –C=O dari gugus fungsi aldehida dapat diadisi oleh gas hidrogen membentuk suatu alkohol primer. Adisi hidrogen menyebabkan penurunan bilangan oksidasi atom karbon gugus fungsi. Oleh karena itu, adisi hidrogen tergolong reduksi.
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/frisna_0606305_reaksi_organik/isi/picture/24.JPG



0 komentar:

Get connected

Facebook  Twitter  Google+  RSS Feed

Total Tayangan Halaman

Manchester United

Translate

Popular Posts

SMS GRATIS

KIRIM SMS GRATIS
Nomor HP
Example 0812xxx

Isi SMS

huruf lagi